Tanzim Khoidatul Jihad adalah kelompok teroris yang masih aktif dan sangat berbahaya. Kelompok Tanzim Khoidatul Jihad berada di bawah jaringan Jama’ah Islamiyah dan Al-Qaeda. Menurut pengamat terorisme, Al Chaidar, kelompok ini merupakan penerus dari gerakan Darul Islam (DI), yang mempunyai hubungan langsung dengan organisasi Al-Qaeda, pimpinan Osama bin Laden. Adapun ciri-ciri kelompok ini adalah menggunakan peledak berkekuatan tinggi atau high explosive.
Sementara itu, target utama kelompok Tanzim Khoidatul Jihad adalah aparat kepolisian, Kejaksaan, DPR, Mahkamah Agung, serta seluruh simbol-simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kelompok militan ini bercita-cita mendirikan Darul Islam dan masih aktif, terlatih, memiliki modal dan mempunyai jama’ah atau anggota. Menurut Al Chaidar, mereka disebut ring on fire karena mereka juga merupakan eksekutor.
Kelompok Tanzim Khoidatul Jihad ini tidak jelas siapa pemimpinnya, tetapi selain berlatih di Aceh, kelompok ini juga berlatih di daerah pesisir Selatan Jawa, seperti di Cilacap, Banjarnegara, dan Garut. Meskipun demikian, Abu Tholut merupakan salah satu mantan anggota Tanzim Khoidatul Jihad yang kemudian memisahkan diri. Abu Tholut merupakan mantan mujahid Afghanistan. Dan diperkirakan setelah Noordin M.Top melepaskan diri dari Jama’ah Islamiyah, ia membentuk Tanzim Khoidatul Jihad yang merujuk pada kelompok teroris Al-Qaeda, pimpinan Osama bin Laden. Kemudian, Noordin M.Top menamakan kelompok binaannya sebagai Thaifah Muqotilah atau pasukan tempur.
Selain merekrut anggota dan melatih, Tanzim Khoidatul Jihad juga melakukan berbagai aksi teror, termasuk teror bom buku di Jakarta yang ditujukan kepada Jaringan Islam Liberal (JIL) pada 15 Maret 2011. Bom tersebut ditujukan kepada aktivis JIL, Ulil Abshar Abdallah dalam bentuk paket buku. Bom kemudian meledak setelah sempat dijinakkan Kasat Reskrim Polres Jaktim, Kompol Dodi Rahmawan dengan cara menyiramkan air.
Aksi kelompok Tanzim Khoidatul Jihad terus berlanjut. Seperti diberitakan sebuah bom meledak di kantor radio KBR68H yang lokasinya berdekatan dengan komunitas Utan Kayu pada tanggal yang sama. Kemudian, pelaku juga mengirim paket bom ke kantor BNN yang ditujukan kepada Kepala BNN Komjen Pol Gories Mere dan ke kediaman Ketua Umum Pemuda Pancasila, Japto S Soerjosoemarno.
Kasus lain, Adil Firmansyah, pelaku penusukan kru TvOne, pada Rabu, 12 Desember 2011, diduga terkait dengan jaringan Tanzim Khoidatul Jihad yang merupakan pecahan dari jaringan teroris Noordin M.Top. Menurut Al Chaidar, jika memang Adil Firmansyah memang berasal dari Cilacap, maka besar kemungkinan dia berasal dari jaringan Tanzim Khoidatul Jihad asal Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Oleh Imam Muhlis
0 komentar:
Posting Komentar