Solo Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar rapat tertutup di markas Kopassus Grup-2, Kartasura, Sukoharjo. Seluruh unsur TNI-Polri dihadirkan.
Rapat bertema "Rakor Kesiapsiagaan dan Penanganan Krisis dalam Penanggulangan Terorisme" dipimpin Direktur Penindakan BNPT, Brigjen (Pol) Petrus R Golose, Kamis (21/6/2012). Tampak Komandan Kopassus Grup-2 Letkol (Inf) Suhardi, Kapolresta dan Kapolres serta Dandim se-Surakarta.
Dalam sambutannya, Petrus menyebut jaringan kelompok terorisme di Indonesia telah berhasil melakukan berbagai langkah penting yang cukup membahayakan. Langkah metamorfosa dan bahkan revolusi telah dilakukan dalam kegiatan mereka, sehingga BNPT menilai kualitas aksi teror semakin meningkat meskipun secara kuantitas cenderung menurun.
Sebagai tindak kejahatan terorganisasi yang masuk kategori kejahatan luar biasa, lanjut Petrus, terorisme tidak bisa dihilangkan secara tiba-tiba. Karena itulah seluruh elemen, terutama TNI dan Polri dengan dibantu masyarakat, harus selalu siaga menghadapinya. TNI harus setiap saat siaga jika Polri memerlukan bantuan dalam penanganan kasus terorisme.
"Kita tidak ingin seperti negara-negara lain dalam menghadapi ancaman terorisme. Selain itu kita juga melakukan kerjasama dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina dalam hal penanganan terorisme. Beberapa pelaku teror di Poso dan Solo saat ini berada di Filipina dan dilindungi MILF. Mereka ini biasa keluar masuk lewat jalur Miangas atau Nunukan," ujar Petrus.